Selasa, 28 Maret 2017

Jogja, 18 Maret 2017 "Menua Bersama"


Hanya ingin berbagi cerita

Tentang sepasang hamba Allah yang memilih untuk tumbuh menua bersama hingga maut memisahkan..

Mereka ada di bagian keluargaku, mereka hanya sepasang insan yang membesarkan mamaku hingga mamaku tumbuh menjadi sosok wanita yang teramat tegar bahkan kuat. Aku sangat berterima kasih karna Allah memberikan sepasang orang tua (kakek nenekku) yang tumbuh saling menyayangi untuk anak anaknya termasuk mamaku.
Aku masih sangat ingat ketika aku menginap dikediaman sederhana mereka, dikala pagi subuh yang pernah ada aku melihat sepasang hamba Allah diusia yang renta sekalipun mereka bangun subuh masih berjamaah berdua saling mendoakan disetiap sujud mereka, tentram sekali pemandangan itu dan jangan berharap jika menginap disana kamu akan bangun siang itu tak akan dibiarkan. Hah... rasanya baru kemarin aku tinggal bersama mereka. Melihat mereka duduk bersebelahan melihat mereka mengobrol sambil sarapan bersama terdapat teh hangat dan sepotong roti dihadapan mereka.. eeh gak cuma sepotong sih cuma mereka ngambilnya sepotong hahaha.. *garing yaa*. Pemendangan pagi itu tak akan tergantikan dengan apapun.

Hingga kini aku mulai beranjak diusia dewasa mereka terlihat semakin merenta bersama tetapi itu tak membuat kasih itu hilang bahkan dikejadian apapun itu.  

Dimalam itu memang aku tak ada disisi mereka maklum anak rantau gak selalu ada diwaktu yang dibutuhkan tetapi semoga doa dari kejauhanku tersampaikan, memang aku mendapat kabar bahwa mbah kung (kakungku) masuk rs karna terjatuh dan tak sadarkan diri. Malam itu aku hanya melihat postingan saudaraku yang sangat indah sangat tak bisa dipercaya sangat mengharukan (maklum cewek ya baperan hahaa) nih bisa dilihat, so.. what do you feel?? Biar lebih berasa sih harusnya aku kasih lingkaran merah biar ala ala jaman sekarang




Yukk lanjut bapernya kalau belum baper yowes koe koe dudu boloku “jawaku metu” hahaa
Disiang menjelang malam eh salah sore maksude hehee.. masalahnya sih simple jadi mamaku nih marah sama mbah putriku (nenek) ngomel ngomel ala emak emak yaa gegara minum obat dan madu  yaa entahlah ya apa masalahnya yang pastii dikala itu mbah putriku udah mbrambang (hampir nangis) bertindaklah aku untuk menengahi “mpun to mah, mbah mpun brambang wi lho” ehh nyeletuklah mbah kung ku(kakung) “jarke.. ben, mbahmu nek dikandani angel kwi”  you know?? I was floored  gak bisa berkata kata cuma nelen ludah doang, bulu kudupun berdiri sambil dalam hati ngomong “gilaa.. mereka udah tua renta tapi cintanya?? Melting aku.. masih segitu perhatiannya,  bisa gak ya ntar kayak gitu sama jodoh ku??” hahaha  #ngarep

Beliau (mbah kakung) memang marah tapi dibalik marahnya itu lhoo.. segitu perhatiannya, segitu sayangnya.. yaah dimuka bumi ini mungkin masih banyak cerita cerita yang sangat lebih romantis dibanding ini tetapi cerita ini yang alhamdulillah ada secara langsung didalam kehidupanku hanya untuk berbagi cinta yang pada akhirnya mereka dipisahkan oleh maut. Hari itu aku sibuk dikampus dari pagi menjelang siang entah kenapa aku cek hp ehh  ternyata hp jadulku mati biasalah kalau karetnya geser dikit aja udah deh tak bernyawa itu hp, ketika hp nyala.. kaget kok banyak banget pesan dan telpon masuk maklum namanya juga jomblo jadi udah kebiasa hp sepi pas rame yaa gtu deh. Karna aku jomblo jadi yaa tahulah siapa yang sms dan telpon ternyata si mbak na(asna), mbak pi(evi), mas tul (tulus kakak ipar), mamaku dan babeku semua anggota keluarga ku telpon nyariin aku, so ketika salah satu telpon mereka ku angkat yahh biasa dimarahin dulu karna punya hp tapi sulit banget dihubungin. Baru deh setelah itu aku diberi kabar duka yang mengharukan membuatku terpana berdiri dipojokan hampir nangis tapi belum kok suwer deh bahwa “mbah kakung meninggal” kalut datang menghampiriku *kejadian ini jauh setelah dari foto diatas ya gaiss*. Nah.. karna waktu itu aku sedang masa penelitian aku harus ijinlah dengan timku, langsung siang itu aku balik ke kontrakan bawa barang seperlunya dan langsung cus ke terminal dikarenakan sampaiku malam jadi makin sedihlah gak bisa melihat prosesi pemakaman dan menyolatkan beliau. Semoga amal ibadah mbah kung diterima disisi Allah dan semoga kami semua yang ditinggalkan makin kuat dan tegar karena kehilangan salah satu keluarga, panutan yang sangat disayangi. Indah sekali ketika mendengar cerita sesaat sebelum almarhum mbah kakung mengahadap yang Maha kuasa.. bersyukur sekali aku memiliki mbah kakung seperti beliau(alm). Entah bagaimana perasaan mbah putri, beliau terlalu tegar tidak memamerkan tangisannya dihadapan keluarga, tapi sangat terlihat berbeda.. mbah putri jadi lebih sensitif, ribet sendiri, tidak mau dibantu maunya sendiri bilangnya “aku iso dewe” tetapi itu hanya berlangsung sesaat tak berkelanjutan.

Beberapa hari kemudian setelah kejadian itu aku mendapat kabar dari saudara maklum udah balik keperantauan lagi.. deadline penelitian, aku mendapat kiriman sebuah foto yang tergambar  disitu adanya mbah putri duduk di teras depan rumah sendiri yang kalau diingat ingat itu adalah tempat dimana aku sering melihat mbah putri dan almarhum mbah kakung duduk bersama yah entah bagaimana aku melihat adanya “rindu” dalam sosok foto itu. Hampir setahun berlalu, kemarin aku datang menjenguk kekediaman mereka alhamdulillah beliau (mbah putri) sehat, senang sekali bisa sempat memotongkan kuku beliau.. mengobrol walaupun hanya sedikit dan sebentar. Masa itu akan sangat jarang sekali terjadi, moment langka yang gak terjadi pada semua cucu cucu beliau. Terima kasih sekali lagi engkau memberikan pelajaran tanpa berkata, betapa kuat dan tegarnya engkau ketika yang pernah disisi ketika yang pernah menemani menua bersama tak lagi ada nyata tetapi engkau tetap hidup menjalani segala rasa yang datang karna kehilangan diusia yang tak lagi muda, pasti begitu banyak cerita kenangan bersama almarhum yang tak akan begitu saja terlupakan bahkan tak sanggup bila dihilangkan.. syukurmu sangat luar biasa hebat. Udah ya kelar capek ngetiknyaa kapan kapan lagi aja yee..


Mungkin tulisan ini tak seindah tulisan para penulis yang handal tapi tetap saja tulisan ini aku didikasikan untuk kedua orang tua mamaku, kedua embahku (kakek&nenek), terima kasih telah memperlihatkanku betapa kasih sayang itu tak punah oleh waktu, tak lekang oleh usia. Semua ada karna kita memperjuangkannya tidak mudah memang tapi selama masih bisa bersama, saling menggenggam saling menguatkan kasih sayang.. cinta itu akan selalu tumbuh hingga tanpa mereka berkata sekalipun orang disekitarnya merasakannya termasuk aku. 
So.. jangan tanyakan lagi aku nulis ini sambil mewek gak hahaha  

ada beberapa celah celah syukur yang sempat diabadikan.. tak banyak  *boleh di cek dibawah*
yaa..  cukup untuk membuat saya sangat bersyukur menjadi bagian dari cucu mereka.  #SEEYOU